Oleh Dra. I. Mufidah, M. Pd
(Guru SMA Negeri 16 Surabaya)
“Mensana in corporisano”, semboyan yang berarti di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat menjadi inspirasi penulis untuk mengkaji dampak lingkungan sekolah yang sehat terhadap hasil belajar siswa. Kesehatan tubuh siswa tidak hanya dipengaruhi oleh pola makan dan olah raga yang dilakukan siswa, tetapi juga kesehatan lingkungan tempat tinggal siswa.
Seperti yang kita ketahui, jam belajar efektif siswa SMA tiap hari 8,5 jam. Belum ditambah dengan kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan siswa yang lain. Praktis siswa SMA lebih banyak menghabiskan waktunya di lingkungan sekolah. Untuk itu sekolah yang baik adalah sekolah yang tidak hanya mengutamakan proses belajar mengajar, tetapi juga memperhatikan kesehatan lingkungan sekolah.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Unesco pada tahun 2009, Sekolah-sekolah di Eropa khususnya di Inggris sedang digalakkan kesadaran akan pentingnya pembangunan kesehatan di bidang promotif dan preventif, bukan hanya di bidang kuratif. Meskipun di sekolah-sekolah tersebut terdapat dokter, tidaklah dapat menjamin bahwa sekolah tersebut merupakan sekolah sehat. Apalagi jika dokter di sekolah tersebut hanya datang seminggu sekali, atau sebulan sekali. Artinya pendekatan yang digunakan oleh dokter tersebut hanyalah sebatas pendekatan kuratif dan rehabilitatif.